




Pendakian Gunung Andong kali ini terasa seperti perjalanan singkat yang penuh kejutan kecil. Aku berangkat melalui Basecamp Sawit, jalur baru yang katanya lebih ramah dan lebih nyaman untuk pendakian santai. Dari awal, suasananya sudah terasa hangat: lampu basecamp, udara malam yang dingin tapi tidak menusuk, dan teman-teman yang datang dengan energi yang sama.
Memulai pendakian lewat jalur baru ternyata cukup menyenangkan. Jalurnya lebih rapi, tanjakannya stabil, dan sepanjang perjalanan pemandangannya terus berubah. Ada titik-titik tertentu di mana aku berhenti sejenak, bukan karena lelah, tapi karena ingin menikmati suasana: pohon pinus yang berdiri tenang, angin kecil yang sesekali datang, dan rasa damai yang hanya muncul ketika berada di alam.
Setelah beberapa waktu, kabut perlahan turun dan menyelimuti jalur. Suasananya berubah jadi lebih sunyi, tapi tetap nyaman untuk dilewati. Semua terasa dekat tanahnya lembap, udara dingin, langkah kaki teman-teman, dan detak jantung yang mengikuti ritme pendakian.
Sampainya di puncak, kabut cukup tebal sehingga pemandangan sempat tertutup. Tapi momen itu justru terasa hangat. Kami foto bersama, bercanda, dan menikmati apa pun yang diberikan cuaca hari itu. Beberapa saat kemudian, kabut mulai menipis dan Gunung Merbabu muncul perlahan dari balik tirai putih pemandangan yang sederhana, tapi memuaskan.
Turun lewat jalur lama membawa pengalaman yang berbeda. Jalurnya didominasi bebatuan, licin di beberapa bagian, dan perlu ekstra hati-hati. Turunnya jadi lebih pelan, tapi itulah bagian pendakian yang aku nikmati: fokus pada pijakan, sesekali tertawa saat salah melangkah, dan saling mengingatkan untuk tidak terburu-buru.
Bebatuan di jalur turun memang menguras tenaga, tapi semuanya terbayar ketika melihat pemandangan Andong dari berbagai sudut. Jalur lama membuatku merasa lebih dekat dengan karakter asli gunung ini—keras, alami, tapi tetap ramah bagi siapa pun yang datang dengan niat baik.
Setelah kembali ke bawah, aku merasa pendakian ini singkat tapi penuh cerita. Jalur baru yang halus, jalur lama yang berbatu, kabut, pemandangan, dan teman-teman yang menemani adalah kombinasi kecil yang membuat Gunung Andong meninggalkan kesan hangat dalam perjalanan ini.